SELAMAT DATANG DI MARIA NORA MAHARJANINGRUM 'BLOG ..:::.. EMAILME:MARIANORAMAHARJANINGRUM@GMAIL.COM Maria Nora Maharjaningrum'Blog

EI (EMOTIONAL INTELLIGENCE) ATAU KECERDASAN EMOSIONAL

IQ atau kecerdasan biasanya atau sering digunakan sebagai patokan tingkat kecerdasan seseorang dan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan waktu akan mencari pekerjaan atau akan memasuki dunia pendidikan. Intelegensi dapat diartikan sebagai daya atau kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir (otak) yang dimilikinya. Disini dapat dilihat bahwa kecerdasan erat kaitannya dengan masalah penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Orang yang memiliki intelegensi tinggi akan lebih cepat dan lebih tepat di dalam menghadapi masalah-masalah baru dibandingkan dengan orang yang kecerdasannya kurang. IQ digolongkan menjadi 4 (empat) kategori yaitu: kecerdasan rata-rata dengan angka IQ 90 - 109; diatas rata-rata dengan angka IQ 110-119; cerdas dengan angka IQ 120-129 dan IQ diatas 130 untuk kategori jenius (cerdas sekali).




Kecerdasan emosional (Emotional Intelligence)

Apakah orang dengan IQ yang rendah atau rata-rata tidak akan seberhasil orang dengan IQ yang tinggi? Pemikiran inilah yang kemudian memunculkan pentingnya kecerdasan emosi untuk menandingi kecerdasan. Inilah tantangan bagi mereka yang menganut pandangan sempit tentang kecerdasan dengan mengatakan bahwa IQ merupakan masalah keturunan atau bawaan (genetik) yang tidak bisa diubah lagi, sekalipun oleh pengalaman hidup seseorang.

Lalu bagaiman dengan adanya kenyataan bahwa orang yang ber IQ tinggipun bisa gagal sedangkan orang yang ber IQ rata-rata menjadi sangat sukses dalam hidupnya. Disinilah kecerdasan emosional memegang peranan penting, dimana ia mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Keterampilan-keterampilan seperti ini dapat diajarkan kepada anak-anak sejak dini, untuk memberi mereka peluang yang lebih baik dalam memanfaatkan potensi yang ada dalam diri mereka.

Apakah emosi itu?

Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu atau setiap keadaan mental (psikologis) yang hebat atau meluap-luap. Walaupun bentuk emosi itu bermacam-macam yang bahkan terkadang sulit untuk kita definisikan karena terkadang emosi itu bercampur aduk menjadi satu. Berbagai macam emosi tersebut dapat dikategorisasikan menjadi amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu.

Keterampilan mengelola emosi ?

Keterampilan dalam mengelola emosi meliputi:

mampu mengidentifikasi serta mendefinisikan perasaan yang muncul
mampu mengungkapkan perasaan, mampu menilai intensitas (kadar) perasaan
mampu mengelola perasaan
mampu mengendalikan diri sendiri
mampu mengurangi stres
mampu mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.
Selain keterampilan emosional, keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan (kognitif) juga penting. Keterampilan seperti melakukan monolog (berbicara kepada diri sendiri) atau melakukan dialog batin untuk menghadapi suatu masalah; dapat membaca atau menafsirkan isyarat-isyarat sosial, misalnya megenali pengaruh sosial terhadap perilaku kita dan melihat dampak perilaku kita tidak hanya dengan kacamata probadi akan tetapi dengan pandangan (perspektif) yang lebih luas yaitu masyarakat dimana kita tinggal; menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan memperhitungkan resiko-resiko yang mungkin akan terjadi; mampu memahami sudut pandang orang lain; memahami sopan santun, perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat bersikap positif dan optimistis; serta mampu mengembangkan harapan-harapan yang realistis tentang diri sendiri dan masa depan kita.

Keterampilan berperilaku

Untuk melengkapi keterampilan emosional dan kognitif, ada satu lagi keterampilan yang harus kita kuasai untuk dapat berhasil dalam kehidupan kita, yaitu keterampilan dalam berperilaku. Perilaku kita mencakup dua hal yaitu perilaku verbal dan perilaku non-verbal. Perilaku verbal adalah perilaku yang diwujudkan dengan kata-kata, misalnya mampu mengajukan permintaan-permintaan dengan jelas; menanggapi kritik secara efektif, mampu bersifat asertif (tegas dan terbuka) untuk menolak pengaruh-pengaruh negatif dan mampu mendengarkan orang lain. Sedangkan perilaku non-verbal adalah perilaku yang diwujudkan dengan sikap tubuh, ekspresi wajah (seperti cemberut, tersenyum, dsb), pandangan mata dll.

Manusia dikaruniai Tuhan tiga kemampuan tersebut yaitu kecerdasan, emosi dan perilaku, tinggal bagaimana kita mengelolanya sehingga mampu melengkapi satu sama lain.

Sumber: Kompas, tanggal 15 Nopember 2002
Nur Rokhmah Hidayati dan Yahya Mashum
(PKBI DI Yogyakarta dan PKBI Pusat)
Baca Selengkapnya

Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan


ADALAH hal yang sangat naif, ketika seorang anak menjadi bodoh, nakal, pemberang, atau bermasalah, lalu orang tua menyalahkan guru, pergaulan di sekolah, dan lingkungan yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal, atau pemberang justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak tersebut.
Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi. Hal ini diungkap dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA.


Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.

Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.

Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.

Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.

Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram," lanjut Sudjatmiko.

Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.

Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujar Sudjatmiko.

Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa berfungsi.

Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu.

Sudjatmiko juga menyarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi.

Sementara itu, psikolog anak Dra Surastuti Nurdadi juga mengungkapkan pendapat yang sama. Stimulasi positif, menurutnya, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. "Stimulasi menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak.

Bahkan, lanjut Surastuti, bayi masih dalam kandungan bisa distimuli dengan diperdengarkan musik klasik, diajak berbicara, dan diberikan elusan penuh kasih sayang. Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan cara anaknya bersosialisasi dengan dunia luar ketika ia masih di dalam rahim.

Tapi, mengapa musik klasik? Pendapat semacam ini memang terus menjadi topik bahasan. Musikus hebat seperti Adhi MS, pimpinan Twilite Orchestra, juga meyakini musik klasik dapat merangsang kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Bahkan, untuk jenis musik yang 'merangsang bayi' ini sudah banyak dijual di toko-toko kaset tertentu.

Tapi, untuk lebih tuntasnya kupasan mengenai hal itu, coba kita simak penuturan Surastuti yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Musik klasik, katanya, memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang ini memberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman, sehingga anak dapat lebih berkonsentrasi.

"Menurut beberapa penelitian, musik klasik memang termasuk metode yang tepat. Anak menjadi siap menerima sesuatu yang baru dari lingkungannya," ujar pengasuh rubrik konsultasi di Klinik Anakku ini. Tapi, jangan coba-coba memperdengarkan musik-musik keras kepada bayi dalam kandungan. Konon, justru menyebabkan timbulnya kebingungan pada si jabang bayi!
Baca Selengkapnya

Kolaborasi Otak Manusia dan Komputer

Selama ini, para peneliti bermimpi untuk menyambung otak manusia secara langsung dengan komputer. Terutama bagi penderita lumpuh mulai leher ke bawah. Bila penderita lumpuh ini dapat mengoperasikan komputer hanya dengan memikirkannya, maka mereka akan dapat menyalakan tombol lampu dan televisi. Suatu hal yang diidamkan kurang lebih 160.000 penderita lumpuh di Amerika Serikat (AS).

Teknologi brain-computer interface (BCI) sebenarnya telah diperkenalkan sejak lima tahun lalu. Bahkan, lebih dari setengah jumlah buletin ilmiah di AS, mempublikasikannya sejak dua tahun lalu.

Dengan menghubungkan otak pasien langsung ke sebuah komputer, para ilmuwan telah melihat sebuah peningkatan di dalam kemampuan pasien untuk mengendalikan cursor.


Adalah Cyberkinetics yang mengembangkan riset menggunakan BCI ini. Tahun ini, Cyberkinetics menempatkan pasien pertamanya, Matthew Nagle, di sebuah klinik. Nagle akan diujicoba untuk menggunakan sistem BrainGate. Dari kursi rodanya, Nagle dapat membuka e-mail, mengganti saluran TV, menyalakan lampu, dan memainkan video game seperti Tetris, hanya dengan memikirkannya.

"Ini tidak jelek juga," ujar Nagle dalam sebuah video saat dia menggunakan teknologi BrainGate. Dengan teknologi tersebut, Nagle dapat menggerakkan tangannya untuk pertama kalinya sejak lehernya ditikam dalam perkelahian di Wessagussett Beach, Massachusetts.

Para peneliti menanam alat di bawah tengkorak, di lapisan kulit luar. Alat tersebut terdiri dari chip komputer berukuran 2 x 2 mm yang berisi 100 elektroda. Para ahli bedah menempelkan susunan elektroda pada saraf di lapisan kulit luar otak Nagle, sedikit di atas telinga kanan. Susunan elektroda diikat dengan seutas benang ke sebuah plug yang menonjol di atas kepala Nagle.

Elektroda tersebut bertugas mengirim informasi dari 50 hingga 150 saraf manusia melalui kabel fiber-optik ke sebuah alat yang berukuran sebesar kaset VHS. Dengan alat tersebut, data yang terkirim akan diubah menjadi data digital. Kabel lain menyambungkan digitizer, pengubah data digital, ke komputer yang kemudian menerjemahkan sinyal tersebut.

Para ilmuwan lain kini tengah mengembangkan BCI noninvasive yang lebih sederhana. Jonathan Wolpaw, profesor di Wadsworth Center, New York, memublikasikan sebuah jurnal ilmiah pada Desember 2004 di Proceedings of the National Academy of Sciences. Dalam jurnal tersebut, Wolpaw mencoba menunjukkan bahwa noninvasive electroencephalogram (EEG) miliknya yang berwujud topi, dapat menangkap sinyal otak. Paling tidak hampir sama seperti teknologi Cyberkinetics.

Teknologi BCI yang sengaja dipasang di luar kepala ini juga memberikan keuntungan lain. Di antaranya, mampu menerima sinyal dari banyak titik di otak daripada BCI yang ditanam di tempat yang spesifik.

"Elektroda yang ditanam memang sangat spesifik. Sehingga, dapat merekam aktivitas gerakan otot," kata Charles Anderson, peneliti di Colorado State University. "Tapi, kami ingin mengidentifikasi aktivitas yang lebih tinggi levelnya. Seperti aktivitas yang melibatkan mental. Bila demikian adanya, akan dibutuhkan banyak elektroda," lanjut Anderson.

Sementara itu, Cyberkinetics sedang berusaha mendapatkan pengakuan. Perusahan ini membutuhkan lebih dari empat pasien untuk melengkapi pendaftaran legalisasi pemeriksaan klinis BrainGate oleh lembaga Food and Drug Administration (FDA), BPOM-nya AS. Selain itu, Cyberkinetics juga tengah berusaha mendapatkan izin untuk sebuah studi pengujian bagi pasien penderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau lebih dikenal dengan penyakit Lou Gehrig. Mereka berharap bisa mendaftarkan satu pasien akhir tahun ini.

Sumber : Jawa Pos
Baca Selengkapnya

7 Cara Membugarkan Otak

Otak adalah piranti paling vital dalam tubuh Anda. Cacat sedikit saja, atau "tak bugar" bisa jadi pasokan ingatan akan terhambat, dan Anda bisa "hang" selamanya, stroke, atau bahkan mati. Otak memang sangat kuat, tapi juga rentan. Karena itu, perlu kiat cermat untuk terus membugarkannya.

Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membugarkan otak Anda.
Pertama, jaga makanan atau diet. Makanan yang asal-asalan bisa membuat tubuh rusak. Hindari kegemukan karena bisa menyebabkan munculnya penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lainnya.

Kedua, hindari minum alkohol dan mengkonsumsi narkotika karena bisa meracuni bisa otak.



Ketiga, waspadalah bila Anda memasak menggunakan panci, ketel, atau pembungkus alumunium foil karena alumunium yang berlebih dalam darah bisa menurunkan daya ingat. Selain alumunium, zat besi dan silikon juga bisa meracuni otak.

Keempat, berolahragalah secara teratur. Kalau tidak memungkinkan, minimal lakukan jalan kaki setiap hari selama 30 menit. Usahakan untuk latihan pernapasan dan melakukan senam otak.

Kelima, jauhi tempat-tempat yang berpolutan tinggi karena CO (karbonmonoksida) yang terkandung dalam asap mobil bisa meracuni otak.

Keenam, asah otak, misalnya dengan main catur, bridge, mengisi teka-teki silang, mengajari cucu, mempelajari sesuatu dan mempraktekkannya.

Ketujuh, tanggulangi stres dengan baik. Bisa dengan rileksasi, meditasi atau menggeluti hobi.

Dan yang paling penting, lakukan ketujuh hal di atas, ya?
Baca Selengkapnya

Jagat "Matrix" segera terwujud di alam nyata?

Penggemar film fiksi-ilmiah gaya laga model Matrix yang akhir Desember 2003 akan segera menyaksikan akhir trilogi film "The Matrix Revolution" mungkin sebagian besar beranggapan peristiwa manusia yang terjun beraksi di alam maya dengan menyambungkan langsung otak manusia dengan komputer adalah khayalan semata. Namun aksi yang fantastik itu tidaklah cuma fantasi belaka bagi kalangan ilmuwan dan perekayasa teknologi 'neuroprotheses' atau 'neural prosthetics' di dunia maju seperti di AS, Canada dan Jepang.
Di AS beberapa Universitas ternama kini tengah berupaya keras guna merealisasikan eksperimen model 'neuroprotheses'. Riset ini mendapat berbagai limpahan dana riset dari institusi seperti National Science Fondation , Institusi Riset Departemen Pertahanan atau "Defence Advanced Research Project Agency".


Kalangan ilmuwan yang sejak lama menggeluti penelitian teknologi rekayasa canggih bidang 'neuroprotheses' -yakni eksperimen kajian tentang penelitian 'interfaces' guna mengintegrasikan otak manusia dengan komputer- sangat yakin akan segera terealisasikannya fenomena serupa model film "Matrix". Hal yang akan sama mengejutkan agaknya dengan kemajuan eksperimen "Finger Whispering Phone" karya peneliti NTT-DoCoMo Jepang yang yakin tahun 2005 y.a.d akan dapat merealisasikan suatu model perangkat telepon seleluler yang elemen pengantar suara untuk bicara cukup disalurkan lewat rongga tulang lengan dan jari tangan manusia. Sementara perangkat terminal /IC hand-set pun cukup berupa arloji digital. Untuk 'on-off' mengaktivasikan ponsel cukup dengan menjentikkan ujung jari telunjuk dengan jempol yang lalu dicucukkan ke telinga kemudian memanggil lawan bicara dengan menyebutkan nama lewat fitur 'voice recognition'. Sesederhana itulah untuk mulai bertelepon.
Hingga apabila menggunakan ponsel eksperimen model buatan Media Computing Lab NTT-DoCoMo, maka adegan para bintang selagi in-action dalam film "Matrix" mestinya tidak terlihat lagi menenteng telepon seluler model konvensional - apakah Nokia atau Samsung seperti pada masing-masing film trilogi kesatu dan kedua.

Akan halnya rekayasa teknologi perangkat 'neuroprosthese' memiliki beberapa jenis kegunaan dengan prinsip kerjanya masing-masing , yakni:
> Perangkat bantu pendengaran 'hearing aid' bagi orang yang menderita kelainan atau gangguan pendengaran.
> Perangkat bantu kerja otot bagi orang yang mengalami kelumpuhan sebagian otot anggota tubuh akibat cedera pada syaraf sumsum tulang belakang.
Perangkat untuk membantu meminimalisasikan aktivitas otak yang tidak normal, misalnya untuk kasus epilepsi atau penyakit Parkinson's.
Sedangkan penelitian 'neuroprotheses' yang merepresentasikan fenomena paling mirip dengan aksi dalam film "Matrix", yakni penggunaan perangkat rangkaian IC mikro-elektronik yang dirancang untuk menjalin inter-aksi langsung antara otak dengan komputer. Sistem yang terjalin antara otak manusia dengan komputer.bekerja dengan menerapkan prinsip 'microelectrode arrays' hingga menghasilkan interaksi yang : langsung, seketika, dan independen.

Riset terkini 'neuroprotheses' amat terdorong dengan kemajuan teknologi mikroelektronik yang memungkinkan didapatkannya mikrochip berukuran mikroskopik namun berkinerja yang amat tinggi. Kemajuan lain yang juga menunjang a.l: teknologi pembedahan mikro dalam dunia kedokteran, teknologi miniatur robotik, keandalanan jaringan wireless, artificial intelligent, dll.

Kecanggihan praktek bedah syaraf terkini dengan mengikuti metode bedah 'non-invasive' memungkinkan perangkat chip / IC dapat disematkan ke dalam jaringan simpul syaraf atau bahkan di otak manusia sekalipun. Simpul syaraf pada otak dihubungkan sedemikian rupa dengan miniatur kabel sensor elektronik yang memungkinkan terjadinya interaksi antara setiap aksi yang bekerja pada otak untuk diproses pada perangkat elektronik untuk diteruskan ke komputer. Komputer terhubung dan mengendalikan peralatan robot yang berfungsi menggantikan kerja anggota tubuh atau panca-indera pasien yang lumpuh tak berdaya atau 'immobile pasien'.
Dalam penerapannya maka seseorang yang mengalami kecelakaan atau terserang penyakit kelumpuhan total pada syaraf tulang belakang namun otaknya masih berfungsi baik, dapat terbantu dengan perangkat bantu teknologi berkemampuan untuk menjalin kerja 'otak dengan mesin' hingga memungkinkannya berinteraksi dengan lingkungan sekeliling dengan perantaraan komputer dan alat bantu berupa mesin/robot terkontrol.

Riset terkini di Universitas Arizona State University di AS dan University of Alberta di Calgary, Canada tengah mengalami kemajuan amat berarti dalam riset tentang penggunaan sinyal otak untuk menggerakkan cursor komputer. Selama 20 tahun lebih kalangan ilmuwan telah menghasilkan riset ilmiah mengamati cara kerja sel otak atau neuron dalam menggerakkan anggota tubuh manusia.
Keberhasilan riset dalam bidang yang pelik luar biasa seperti halnya 'neuroprotheses' benar-benar akan membuka pemanfaatan yang tak terbatas bagi manusia guna mendayagunakan 'brain-computer interfaces' dalam berbagai aktivitas manusia.
Baca Selengkapnya

Pengaruh Musik pada Anak

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring". Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia".
Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.



"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony", ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, "Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi".
Dikutip dari :www.b-4ms.blogspot.com
Baca Selengkapnya

Penyembuh Stroke dan Alzheimer

Barangkali sulit dipercaya, namun musik ternyata berpotensi menyembuhkan stroke. Meski prosesnya baru sebagian dapat dikuakkan, paling tidak kabar ini cukup menyegarkan bagi dunia kesehatan.
Di pusat rehabilitasi di AS, para pasien stroke disuruh berbaris sambil mendengarkan musik mars yang berirama dua dan empat ketukan lewat walkman. Ternyata, jenis musik ini mampu menstimulasi otak.
Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama-kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih tadi lama-kelamaan akan menunjukkan perbaikan.
Prof. Thaut menganggap musik merupakan komponen penting dalam terapi. Prof. Thaut yang kelahiran Hamburg dan direktur pusat penelitian musik untuk biomedis dan rehabilitasi saraf di Colorado State University di Fort Collins meneliti pengaruh musik terhadap organ alat gerak. Dia melihat para penari langsung menggoyangkan kaki begitu mendengar musik.


Baru-baru ini, para ilmuwan mulai mengamati mekanisme fisiologis yang menghubungkan alat pendengar dengan sistem motorik manusia. ''Baru sekarang dapat dilakukan karena baru kini tersedia teknologi komputer yang menciptakan irama tertentu, dan juga video yang bisa merekam setiap gerakan para sukarelawan. Dengan video ini bisa dilihat setiap perubahan gerakan sekecil apa pun,'' ujar Thaut.
Ternyata organ pendengaran pada manusia lebih baik daripada organ penglihatan. Pada zaman nenek moyang, hanya manusia yang punya pendengaran baik yang bisa bertahan hidup. Karena dengan mengandalkan pendengaran yang baik itu, mereka bisa menghindar dari serangan binatang-binatang buas.
Salah satu kemampuan dasar indera pendengaran adalah mendengar irama. Sejak berupa embrio, manusia sudah mendengar irama, yakni irama detak jantung sang ibu. Menurut kelompok kerja Michael Thauts pada Fort Collins, otak manusia sangat cepat menerima ritme dari luar dan mengubahnya menjadi gerakan.
Hal ini terlihat pada para sukarelawan yang gerakannya direkam dengan video. Menurut Thaut, "Otak sangat cepat menerima irama dan segera memerintahkan gerak motorik untuk bekerja."
Dari sudut pandang medis, Thaut mempertanyakan apakah mekanisme yang merangsang ini tetap bisa berpengaruh terhadap manusia yang otaknya rusak? Banyak pasien stroke atau pasien parkinson tidak bisa melangkahkan kakinya atau mengkoordinasikan langkah mereka. Anehnya, menurut kelompok kerja Prof. Thaut, mereka bisa melangkahkan kaki kembali setelah mendengarkan musik dengan irama tertentu. Seperti ada suatu kekuatan yang memungkinkan mereka dapat berjalan kembali. "Mereka tidak perlu belajar lagi jalan,'' ujar Prof. Thaut.
Contoh lain tentang kehebatan musik tampak pada seorang pasien alzheimer yang sudah tak ada harapan di pusat rehabilitasi New Yorker Beth Abraham. ''Pasien ini menderita parkinson hebat, tubuhnya gemetar seperti orang kedinginan. Walau demikian, dia masih berusaha untuk bermain piano. Dia memainkan lagu-lagu dari komponis favoritnya, yakni Frederic Chopin. Kalau sudah demikian, dia bisa duduk berjam-jam di depan piano dan lupa akan penyakitnya. Rupanya, saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi," ujar Concetta.
Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino, direktur program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham. melihat musik mampu "menggali" ingatan pasien-pasiennya. ''Saya pernah mencobanya pada pasien alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali. Ketika saya memainkan musik yang dia kenal sewaktu mudanya, tiba-tiba dia jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah dia kenal''.
Memang fenomena seperti itu sampai sekarang belum jelas seluruhnya. Yang penting musik telah berhasil mengaktifkan kembali otak. Concetta Tomaino yang bekerja sama dengan para ahli saraf dan otak dari New Yorker Albert Einstein College of Medicine memperkirakan, "stimulasi total" dengan musik bisa memperbaiki minimal sebagian daerah fungsi otak yang rusak.
Hal ini juga terjadi pada pasien stroke. Mereka tidak bisa bicara, tetapi bisa sedikit bernyanyi. Ini berhubung daerah otak yang mengendalikan kedua jenis aktivitas itu memang berbeda. Pada beberapa kasus, fungsi bicara bisa diaktifkan kembali dengan nyanyian, tetapi membutuhkan waktu yang agak lama.
Pasien Pilih Musik Sendiri
Di AS dan Jerman, dengan metode yang lebih modern sekelompok peneliti secara intensif mengamati musik yang sejak ratusan tahun diketahui punya kekuatan menyembuhkan. Musik sebagai terapi sudah sering dipakai, lewat walkman mini kondisi pasien kecil yang berada di inkubator distabilkan, untuk menenangkan mereka yang kesakitan di kursi dokter gigi atau yang sedang berada di ruang bersalin, bahkan juga dipakai di pusat rehabilitasi pasien stroke. Pada penyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti alzheimer, musik membantu kondisi mental sang pasien agar tidak makin mundur.
Salah seorang pioner terapi musik adalah dr. Ralph Spintge, seorang ahli anestesi dari rumah sakit olah raga Hellersen di Ludenscheid, Jerman. Di Hellersen, bukan cuma kamar saja yang dilengkapi musik, tetapi juga ruang operasinya. Dari peralatan teknologi modern yang terdiri atas enam saluran, pasien yang cuma dibius lokal bisa memilih irama musik yang dia sukai, mulai dari Big-Band-Sound ala Glenn Miller sampai musik klasik.
Di ruang operasi ini, headphone boleh dipakai. Selama ini kebanyakan dokter bedah menilai positif penggunaan musik. Dalam suatu penelitian di State University of New York di Buffalo, dengan mendengarkan musik para pelaku operasi merasa rileks saat mengerjakan "tugasnya" - tekanan darah dan denyut jantung mereka memang naik karena tugas berat itu tapi cuma sedikit.
''Setelah empat tahun kami melakukan investasi musik, banyak yang dihemat," ujar Ralph Spintge. Kebutuhan akan obat penenang turun sampai 50%. Selain itu, karena kebanyakan pasien lebih rileks saat dioperasi, komplikasi jarang terjadi sehingga masa rawat inap bisa diperpendek.
Spintge, dokter di Ludenscheid yang juga profesor tamu di Institut Penelitian Musik Universitas San Antonio, Texas, mempunyai beberapa pertanyaan berkaitan dengan pengaruh musik terhadap manusia.
Mengapa musik bisa berperan dalam pengobatan? Sifat musik yang mana yang dapat mempengaruhi tubuh manusia, terutama sekali otak? Apakah mungkin ada jenis musik tertentu untuk penyakit tertentu?

Sampai di Antariksa
Menurut penelitian terakhir dan pengamatan klinisnya, memang ada hubungan antara musik dan pengobatan. ''Di dalam tubuh kita pun ada musik, mulai dari irama detak jantung, pernapasan, sampai berbagai aktivitas otak. Selain itu, tubuh juga terpapar musik dari luar,'' katanya.
Dasar penelitiannya sampai saat ini memang masih harus dilengkapi. Namun, dia melihat musik sering dipakai sebagai pengatur kegiatan manusia. Roket, kapal selam, pesawat ruang angkasa MIR Rusia pun dilengkapi peralatan musik dengan program khusus untuk mengatur agar para penumpangnya mengantuk atau jangan mengantuk.
Berdasarkan data penelitiannya, Spintge bersama para ahli matematika dan fisika, masih menyelidiki metronom biologis apa yang berdetak dalam diri kita dan bagaimana musik dapat berpengaruh dalam pengobatan.
Dari hasil EKG (elektrokardiogram), dalam keadaan tenang dan tidak kesakitan, grafik jantung seseorang tidak melompat-lompat. Sebaliknya, pada saat sedang ketakutan, kesakitan, atau dilanda stres, ritme jantungnya "membeku" di frekuensi tertentu. Berdasarkan hal ini, para medis merasa perlu membuat rileks para pasien dengan memperdengarkan musik. Ternyata cara ini cukup berhasil.
Baca Selengkapnya
  • description
  • description
  • description
  • description
  • description

Video Gallery